Sabtu, 10 Mei 2014

Peran Penting Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Siswa sebagai bagian dari komponen sekolah yang sangat riskan dari berbagai permasalahan baik masalah dari keluarga, masalah dari lingkungan, atau bahkan masalah dari sekolah itu sendiri. Dalam menghadapi atau menyelesaikan masalah-masalah tersebut, tentu seorang siswa tidak bisa jika harus berjalan sendirian. Tentu harus ada pembimbing maupun orang yang bisa untuk berkonsultasi. Ketika di rumah, siswa menjadi bagian dari sebuah keluarga, maka yang menjadi pembimbing dan tempat untuk berkonsultasi adalah orang tua dari siswa tersebut. Ketika masalah datang, anak bisa bercerita pada orang tuanya dan orang tuanya membimbingnya dengan member saran serta nasihat-nasihat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Begitu pula di sekolah, siswa bisa berkonsultasi pada wali kelas atau kepada guru BK atau kepada keduanya. Karena guru adalah orang tua bagi siswa di sekolah.Dra. Aas Saomah, M.Si membagi masalah menjadi 4 jenis, yaitu fisik, psikis, social dan kesulitan belajar. Masalah fisik bisa berupa cacat fisik yang mengakibatkan siswa megalami gangguan baik dalam proses belajar di sekolah maupun proses interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah fisik ini mungkin akan sangat mengganggu siswa dalam proses belajar di sekolah, maka dibutuhkan sarana khusus untuk menunjang kelangsungan belajar mengajar untuk siswa yang mengalami cacat fisik. Sarana khusus yaitu bisa berupa SLB (Sekolah Luar Biasa) yaitu sekolah khusus untuk anak-anak yang mengalami kekurangan pada fisiknya. Guru yang mendidikpun harus guru luar biasa, karena dibutuhkan ketrampilan yang luar biasa, dan tidak hanya ketrampilan yang luar biasa yang dibutuhkan, akan tetapi juga membutuhkan kesabaran yang luar biasa pula. Sehingga tidak semua orang bisa menjadi pendidik maupun pembimbing bagi anak-anak yang mempunyai kekurangan fisik itu.Masalah psikis adalah masalah yang berkaitan dengan psikologi siswa atau ketidakmampuan siswa mengekspresikan dirinya yang tidak normal. Masalah-masalah psikis yang sering siswa alami antara lain gangguan konsentrasi, depresi, trauma, dan bias juga emosional. Emosional itu sendiri bisa berupa perasaan marah, senang, sedih, galau, dan sebagainya. Adapun depresi ini bisa disebabkan karena siswa memiliki banyak sekali permasalahan yang membebani pikirannya sehingga terjadi kekacauan dalam pikirannya, dan depresi ini juga bisa berakibat pada gangguan konsentrasi. Sementara trauma itu bisa disebabkan karena siswa pernah mengalami suatu hal yang mengejutkan, dan hal yang mengejutkan itu adalah hal yang tidak diinginkan oleh siswa, sehingga siswa mengalami ketakutan yang berlebih akan hal serupa terjadi kembali pada siswa tersebut. Sebagai contoh pada kasus JIS (Jakarta International School). Di Jakarta International School ini terjadi kasus pelecehan seksual, yang mana korban tidak pernah menduga hal ini akan terjadi, dan korban pada kasus pelecehan seksual ini bisa mengalami trauma dan kemudian bisa menganggap semua guru laki-laki adalah sama sepeeti guru yang memperlakukan si korban dengan tidak senonoh itu sehingga untuk selanjutnya si korban itu takut untuk berangkat ke sekolah karena si korban khawatir kejadian serupa akan terulang lagi pada dirinya.Kemudian masalah social adalah masalah yang berhubungan dengan perkembangan sosial siswa yang mana itu berhubungan dengan kemampuan anak atau siswa dalam berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, atau lingkungan pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian, permasalahan siswa dalam bidang sosial juga berkaitan dengan pergaulan atau hubungan social. Adapun contoh dari masalah social yang sering terjadi pada siswa antara lain yaitu sikap manja, pemalu, kurang mampu beradaptasi, sikap negativisme, merasa paling berkuasa, perilaku merusak, dan sebagainya. Masalah-masalah siswa dalam bersosial di masyarakat ini juga akan terbawa ketika siswa tersebut harus bersosial di sekolah. Sebagai contoh dalam suatu sekolah pasti ada beberapa siswa yang mengaku menguasai sekolah tersebut seolah-olah ia adalah anak dari pemilik sekolah tersebut sehingga ia merasa paling berkuasa di sekolah tersebut. Ada juga siswa yang jail, yang suka menjahili teman-temannya di rumah, itupun biasanya akan terbawa ke lingkungan sekolah, sehingga di sekolah ia juga menjaili teman-temannya sehingga teman-temannya merasa terganggu. Bahkan lebih parahnya lagi jika siswa tersebut sampai berani menjaili gurunya, guru bimbingan dan konseling di sini di bantu dengan wali kelas dan guru mata pelajaran berperan untuk memberikan nasihat-nasihat dan motivasi agar siswa yang demikian bisa mengubah kebiasaannya, bila perlu siswa diberikan hukuman akan tetapi hukuman yang bersifat membangun mental dan sikap siswa menjadi lebih baik, bukan hukuman yang berhubungan dengan fisik seperti memukul siswa, menjemurnya di bawah tiang bendera atau yang lainnya.Dan yang terakhir adalah masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar pada anak dapat dimaknai sebagai ketidakmampuan anak dalam mencapai taraf hasil belajar yang sudah ditentukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dalam program kegiatan belajar, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan belajar diantaranya adalah gangguan mental, siswa belum mampu menemukan metode pembelajaran yang sesuai untuk dirinya, siswa tidak cocok dengan guru pengampu mata pelajaran tertentu, dan sebagainya.Dari masalah-masalah tersebut, siswa tidaklah bisa berjalan sendirian untuk menyelesaikan masalahnya seorang diri. Di sini lah peran bimbingan dan konseling diperlukan di sekolah. Tentu guru bimbingan dan konseling tidak bekerja asal-asalan saja, guru bimbingan dan konseling bekerja sesuai asas-asas dan prinsip-prinsip bimbingan konseling sehingga fungsi dan tujuan bimbingan konseling dapat tercapai.Sesuai dengan fungsi yang pertama, bimbingan konseling memiliki fungsi pemahaman. Dalam fungsi pemahaman ini ada beberapa hal yang harus dipahami oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling, antara lain seorang konselor atau guru bimbingan dan konseling harus memahami tentang klien atau siswa yang bermasalah. Apa yang harus dipahami? Yaitu tentang seluk beluk keluarganya, apakah siswa tersebut berasal dari keluarga yang broken home ataukah berasal dari keluarga yang harmoni, kemudian apakah siswa tersebut berasal dari keluarga yang mampu atau kurang mampu, tentang bagaimana anggota keluarganya dan semua informasi tentang keluarga siswa yang mungkin bisa didapatkan. Kemudian tentang kesehatan jasmaninya. Apakah siswa tersebut sedang sakit atau tidak, jika ia maka tugas guru bimbingan dan konseling adalah menelusuri kira-kira apa penyebabnya siswa tersebut mengalami sakit demikian. Kemudian tentang riwayat pendidikannya, dari mana sekolah asalnya, bagaimana kondisi sekolah asalnya, dan sebagainya. Selanjutnya tentang pengalaman belajar baik di sekolah maupun di rumahnya, apakah ketika di sekolah siswa tersebut termasuk siswa yang aktif apa sebaliknya? Dan yang selanjutnya tentang pergaulan sosialnya, bagaimana keadaan lingkungannya? Apakah lingkungnnya adalah lingkungan orang baik-baik saja ataukah lingkungan orang-orang yang kurang baik, dan sebagainya. Kemudian yang seorang guru bimbingan dan konseling pahami dari siswa adalah  tentang rencana pendidikan lanjut yang ingin siswa tempuh. Pada bagian rencana pendidikan lanjut yang akan ditempuh oleh siswa, peran bimbingan dan konseling adalah sebagai informator. Maksudnya adalah bimbingan dan konseling adalah tokoh yang memberikan informasi-informasi tentang perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, ataupun juga instansi kedinasan seperti STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistika), STSN (Sekolah Tinggi Sandi Negara), dan lain-lain sebagainya. Tidak hanya sebagai informatory sebenarnya, guru bimbingan dan konseling juga membantu siswa dalam menentukan pilihan-pilihan di mana sebaiknya siswa tersebut melanjutkan dengan berbagai pertimbangan mengenai kemampuan siswa, kualitas perguruan tinggi yang akan dituju, dan juga minat bakat siswa. Dan tidak hanya itu, guru bimbingan dan konseling juga membantu dalam proses pendaftaran, mulai dari pengisian PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa), kemudian guru bimbingan dan konseling memberikan username dan password untuk login di laman yang telah ditentukan, dan membrikan pengarahan bagaimana langkah-langkah pendaftarannya. Kemudian selain memahami tentang tujuan pendidikan lanjut yang akan ditempuh, seorang guru bimbingan dan konseling juga harus memahami tentang kegiatan siswa di luar sekolah, dan tidak lupa tentang hobi atau hal-hal yang disenangi oleh siswa tersebut. Apakah siswa tersebut senang berolahraga dan olahraga apa yang disenangi oleh siswa tersebut, apakah siswa tersebut suka sepak bola, bulu tangkis, voli, berenang atau olahraga yang lain. Mungkin juga siswa tersebut memiliki hobi mendengarkan music, bisa juga memancing, dan sebagainya. Perlunya pemahaman seperti ini adalah agar guru bimbingan dan konseling bisa benar-benar memahami tentang diri kliennya, atau dalam konteks kita kali ini adalah siswa. Sehingga dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa nanti akan bisa lebih efektif.Setelah seorang guru bimbingan dan konseling memahami kliennya, maka tugas seorang guru bimbingan dan konseling yang selanjutnya adalah memahami tentang masalah klien, yang terpenting dari pemahaman tentang masalah klien adalah menyangkut jenis masalahnya, intensitas masalahnya, sangkut pautnya, sebab musababnya, dan kemungkinan berkembangnya masalah yang dialami siswa jika tidak segera ditangani. Kemudian seorang guru bimbingan dan konseling juga harus memahami tentang lingkungan yang lebih luas, guna mendapatkan informasi tambahan yang bisa digunakan sebagai bahan referensi penyelesaian masalah siswa.Selain berperan memberikan fungsi pemahaman kepada siswa, bimbingan dan konseling di sekolah juga berperan memberikan fungsi pencegahan. Artinya bahwa bimbingan dan konseling di sekolah memberikan pencegahan terjadinya masalah pada siswa. Sebagai contoh kasus yang di Bali, siswi SMP Negeri 1 Tabanan, Bali, gantung diri setelah mengikuti ujian nasional matematika. Penyebabnya diduga karena siswi tersebut mengalami depresi setelah mengerjakan soal-soal matematika. Sesuai dengan fungsi pencegahan, peran bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya bisa benar-benar dijalankan. Sehingga kasus seperti itu tidak akan terjadi. Bimbingan dan konseling di sekolah bisa memberikan motivasi-motivasi kepada siswa-siswinya, memberikan masukan-masukan, arahan-arahan, nasihat-nasihat, tentang bagaimana sikap siswa ketika menghadapi ujian. Selain itu bimbingan konseling juga bertugas untuk membangun mental siswa agar tidak mengalami tekanan berleih atau depresi sehingga kasus seperti itu tidak akan terjadi. Kerja bimbingan dan konseling ini tentu tidak bisa sendirian, harus dibantu oleh wali kelas dan guru mata pelajaran.Meskipun bimbingan dan konseling sudah memberikan fungsi pemahaman dan pencegahan, tetapi akan selalu ada siswa yang bermasalah, baik dari masalah yang kecil maupun yang besar. Ketika ada siswa yang bermasalah, maka tugas atau peran bimbingan dan konseling di sini adalah untuk mengentaskan siswa yang bermasalah tersebut dari masalah yang dihadapi. Bayangkan saja ketika siswa memili masalah, baik itu masalah di sekolah maupun masalah dalam sekolah, baik itu masalah besar maupun kecil, kemudian bimbingan dan konseling angkat tangan atau tidak mengurusi sama sekali, maka bisa jadi masalah tersebut akan segera membesar dan terus semakin besar yang pada akhirnya akan berakibat fatal bagi siswa yang bermasalah tersebut. Siswa tersebut bisa saja lari kepada minuman keras, narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya, atau bahkan lebih parah lagi siswa yang bermasalah tersebut bisa bunuh diri. Kalau terjadi hal seperti ini, siapa yang disalahkan? Maka dari itu, peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk membantu siswa mengentaskan masalah-masalah yang dihadapi siswa sebelum hal buruk terjadi pada siswa.Kemudian peran penting bimbingan  dan konseling di sekolah yang terakhir adalah untuk memberikan fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Maksudnya apa? Maksudnya adalah bahwa pelayanan bimbingan dan konseling disekolah itu diharapkan bisa membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Siswa bisa mengurangi hal-hal buruk yang ada pada dirinya melalui bantuan bimbingan dan konseling disekolah. Dan akan lebih baik lagi jika siswa bisa menghilangkannya, selain itu siswa juga bisa menjaga hal-hal baik atau segalanya yang bersifat positif dari siswa tersebut, dan akan lebih baik lagi jika siswa bisa mengembangkannya dan terus mengembangkannya sehingga siswa mempunyai hal-hal positif baru yang semula  belum siswa tersebut miliki. Kemudian dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan siswa rajin memanfaatkannya, untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa tersebut, karena siswa tidak akan bisa menemukan potensi-potensi yang ada pada dirinya tanpa bantuan konselor atau guru bimbingan konseling di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI KOMPETENSI SERVIS SEPEDA MOTOR INJEKSI

Memuat…