Jumat, 17 April 2015

PERMASALAHAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Berbicara tentang dunia pendidikan, tentu tidak akan bisa terlepas dari permasalahan-permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh tiap-tiap sekolah, tiap jenjang pendidikan, maupun jenis sekolah pasti akan berbeda.
Sebagai mahasiswa dari Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mana diharapkan nanti bisa terjun langsung ke dunia pendidikan, tentu seyogyanya mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan mengenai permasalahan-permasalahan yang ada pada dunia pendidikan.
Pendidikan kejuruan tidak lepas dengan siswa-siswa berusia remaja. Psikologi siswa di usia remaja masih sangat labil, karena pada usia ini adalah usia di mana terjadi tahap pencarian jati diri. Siswa cenderung ingin menunjukan eksistensinya di masyarakat yang dalam hal ini adalah di sekolah.
Namun, terkadang cara yang digunakan siswa untuk mendapat pengakuan oleh teman-temannya di sekolah itu salah, siswa menggunakan cara-cara yang negative untuk menarik perhatian masyarakat sekolah. Inilah yang sering disebut dengan kenakalan remaja. Sehingga kami tertarik untuk membahas lebih dalam tentang kenakalan remaja pada siswa di SMK Negeri 2 Kebumen.
2.      Rumusan Masalah
a.       Apa saja yang menyebabkan permasalahan kenakalan remaja itu muncul di SMK Negeri 2 Kebumen?
b.      Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di SMK Negeri 2 Kebumen?
3.      Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah, sebagai berikut :
a.       Menambah pengetahuan dan wawasan tentang permasalahan yang ada pada dunia pendidikan kejuruan.
b.      Melatih kemampuan untuk bersikap kritis terhadap setiap permasalahan yang ada pada dunia pendidikan kejuruan.
c.       Mampu memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada dunia pendidikan kejuruan.
4.      Manfaat
Berdasarkan tujuan dari penulisan paper ini, maka manfaat dari penulisan paper ini adalah, sebagai berikut :
a.       Menambah pengetahuan dan wawasan tentang permasalahan yang ada pada dunia pendidikan kejuruan.
b.      Melatih kemampuan untuk bersikap kritis terhadap setiap permasalahan yang ada pada dunia pendidikan kejuruan.
c.       Mampu memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada dunia pendidikan kejuruan.

B.     DASAR TEORI
1.      Permasalahan Umum
Dunia pendidikan merupakan dunia yang komplek. Di dalamnya melibatkan semua elemen baik masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Dalam praktiknya, pendidikan tidak akan terlepas dari masalah. Adapun permasalahan yang umum dijumpai pada sekolah kejuruan antara lain sebagai berikut :
a.       Supply Driven
Sekolah kejuruan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dunia industry atau dunia kerja. Lulusan yang dihasilkan nantinya diharapkan bisa terserap semua ke dunia kerja (Demmand Driven). Namun pada kenyatannya, lulusan dari sekolah-sekolah kejuruan masih belum sebanding dengan kebutuhan di lapangan. Sehingga, lulusan sekolah kejuruan banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan.
b.      School Based Program
Hampir semua kegiatan pendidikan kejuruan di Indonesia masih berdasarkan sekolah. Kegiatan diluar sekolah masih sangat jarang.

c.       No Recognition
Tidak adanya penghargaan terhadap pengalaman/pembelajaran yang pernah diikuti di masa sebelumnya.
d.      Guru
Guru tidak/belum memiliki pengalaman di dunia industry, sehingga kecakapan dan kompetensi guru masih kurang. Akan lebih baik seandainya guru di sekolah kejuruan itu pernah atau mempunyai pengalaman bekerja di industry, sehingga memiliki wawasan yang lebih.
e.       Dead End
Pandangan siswa dan masyarakat yang masih kaku. Masyarakat dan kebanyakan siswa sekolah kejuruan masih beranggapan bahwa setelah lulus sekolah tidak lain harus bekerja dan bekerja. Tidak ada pilihan lain, padahal sesungguhnya tanggung jawab siswa sekolah kejuruan ada 3 (tiga), yaitu :
1)      Bekerja
Setelah lulus, siswa sekolah kejuruan dituntut untuk memiliki kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja atau dunia industry, sehingga siswa tersebut dapat menjadi actor langsung di perusahaan-perusahaan sebagai karyawan.
2)      Berwira Usaha
Selain dituntut untuk bekerja di perusahaan, siswa sekolah kejuruan juga dibekali dengan ilmu-ilmu kewirausahaan, yang mana harapannya lulusan dari sekolah kejuruan selain memiliki kompetensi dibidang tertentu, juga memiliki kesiapan untuk mendirikan sebuah usaha sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
3)      Melanjutkan Studi
Siswa sekolah kejuruan selain dituntut untuk bekerja dan berwirausaha, juga memiliki hak untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
f.       Pendidikan kejuruan masih menjadi tanggung jawab nasional, sehingga dalam penanganan setiap permasalahan yang terjadi keterlambatan.
g.      Berorientasi pada Sektor Formal
2.      Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transis.
3.      Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
a.       Faktor Internal :
1)      Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2)      Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
b.      Faktor eksternal
1)      Keluarga, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2)      Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
3)      Teman sebaya yang kurang baik.

C.    PEMBAHASAN
SMK Negeri 2 Kebumen sebagai sekolah kejuruan tentu memiliki banyak permasalahan. Di antara banyak permasalahan yang ada, ada satu permasalahan yang paling menonjol, yang paling sulit untuk dihadapi oleh sekolah. Permasalahan tersebut adalah kenakalan remaja. Permasalahan kenakalan remaja menjadi yang paling sult untuk dihadapi karena banyak factor yang mempengaruhi, atau yang menjadi sebab-sebab timbulnya kenakalan remaja tersebut, yaitu :
1.      Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002  tentang perlindungan anak.
Dalam kegiatan wawancara yang kami lakukan, kami menemukan bahwa permasalahan yang paling sulit untuk diatasi di SMK Negeri 2 Kebumen, justru berasal dari pemerintah itu sendiri yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002  tentang perlindungan anak. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tersebut, siswa-siswa cenderung merasa aman, siswa bisa bersikap sesuka hati tanpa mematuhi peraturan yang ada, siswa menjadi semakin sulit untuk diatur.
2.      Acara televise yang tidak bermutu.
Seperti yang kita tahu bahwa saat ini acara-acara yang tampil di televise sangat tidak bermutu, sangat tidak mendidik, dan sangat merusak moral remaja. Banyak acara-acara televisi yang menceritakan kisah anak sekolah di usia remaja, namun tidak menunjukan karakter dan perilaku anak sekolah usia remaja. Banyak sekali anak sekolah yang justru suka dan senang melihat acara televise yang demikian. Padahal pada usia itu, kondisi psikologis siswa belum cukup matang untuk mencerna mana yang sebaiknya dicerna dan mana yang tidak. Akibatnya, banyak nilai-nilai yang seharusnya tidak ditiru, justru malah menjadi bahan tiruan yang sangat menarik bagi siswa.
3.      Kondisi keluarga.
Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi keluarga juga akan sangat mempengaruhi kondisi psikologis anak. Anak dengan kondisi (broken home) akan cenderung memiliki sikap dan perilaku yang negative ketika berada di luar rumahnya. Berbeda dengan anak yang di didik oleh keluarga yang baik, dia juga akan memilki sikap, perilaku, dan karakter yang baik di luar rumahnya. Tidak hanya itu, anak yang biasa dididik dengan manja oleh kedua orang tuanya juga akan memiliki sifat, sikap, perilaku, dan karakter yang berbeda dengan anak yang terbiasa dididik untuk hidup mandiri. Ini menunjukan bahwa peran orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan sifat,sikap, perilaku, dan karakter anak.
4.      Kondisi lingkungan masyarakat.
Setelah keluarga, yang terdekat dengan anak adalah masyarakat. Tempat di mana ia bisa bersama dengan teman-teman sebayanya, di bawah usianya atau di atasnya. Saat bermasyarakat, anak akan mengamati hal-hal yang terjadi pada orang lain dan mencoba untuk menerapkannya pada dirinya. Ia akan cenderung meniru apa yang orang lain lakukan. Terkadang anak-anak meniru sesuatu tanpa tahu maksud dan tujuan, sehingga dia hanya asal melakukan saja. Dan fenomena yang ada sekarang adalah, anak lebih taat, patuh, dan tunduk pada temannya disbanding dengan orang tuanya.
Dari beberapa sumber atau penyebab permasalahan kenakalan remaja pada siswa SMK Negeri 2 Kebumen tersebut di atas, kemudian dibandingkan dengan teori yang ada, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja pada siswa SMK Negeri 2 Kebumen, antara lain :
1.      Peningkatan pendidikan karakter
Dewasa ini sedang trend pendidikan karakter. Maksudnya adalah pendidikan selain memberikan ilmu-ilmu, namun juga turut membentuk karakter yang baik pada siswa-siswanya. Selama ini, pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Kebumen masih kurang maksimal. Pasalnya, hanya beberapa guru saja yang sudah menyisipkan nilai-nilai karakter pada siswanya. Masih ada beberapa guru yang tidak paham apa itu pendidikan karakter. Bahkan ada guru yang malah memberikan contoh negative kepada siswa, seperti merokok, terlambat datang ke sekolah, terlambat datang ke kelas dengan alasan yang tidak jelas, menunda waktu shalat dan lain sebagainya.
2.      Pengawasan intensif oleh guru
Dalam teori manajemen bimbingan dan konseling, salah satu tugas guru adalah sebagai kolaborator. Artinya bahwa guru adalah sosok yang paling bertemu dengan siswa, lebih lagi pada kurikulum 2013 bimbingan dan konseling tidak lagi masuk ke kelas. Sehingga peran guru sangat penting dalam menyampaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada siswa di SMK Negeri 2 Kebumen.
Guru harus mau mendengarkan keluhan siswa, yang kemudian nanti menyampaikan apa yang siswa keluhkan ke bimbingan dan konseling. Selain itu, guru juga menyampaikan saran, dan nasihat kepada siswa, dan juga menyampaikan solusi yang diberikan oleh bimbingan dan konseling.
3.      Peningkatan mata pelajaran pendidikan agama Islam
Pendidikan agama islam merupakan mata pelajaran yang terpenting dalam menanamkan nilai-nilai agama, moral, dan karakter kepada siswa-siswa SMK Negeri 2 Kebumen. Karena isi kandungan dari materi pelajaran agama islam adalah materi mengenai baik dan buruk, adab, hukum islam, dan lain sebagainya yang dapat membentuk moral dan karakter siswa SMK Negeri 2 Kebumen.
4.      Memberikan motivasi
Motivasi sangat penting dalam membentuk karakter siswa. Motivasi siswa bisa berasal dari internal, maupun  eksternal. Internal adalah motivasi yang berasal dari siswa itu sendiri. Misalnya keinginan yang kuat untuk berubah. Kemudian motivasi eksternal yaitu motivasi yang berasal dari luar, atau dari orang lain. Yang pada hal ini adalah guru. Dalam manajemen bimbingan dan konseling, salah satu dari enam tugas guru adalah guru sebagai motivator. Artinya selain memberikan ilmu kepada siswa, guru juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan motivasi kepada para siswa.

D.    SIMPULAN DAN SARAN
1.      Simpulan
Dari uraian mengenai dasar teori dan data temuan di SMK Negeri 2 Kebumen dapat disimpulkan bahwa, masalah kenakalan remaja bukan masalah yang mudah  untuk diatasi, karena ini mencakup permasalahan sekolah, masyarakat dan keluarga.
Seperti kata pepatah, “Terkadang sebuah pintu tertutup, tetapi tidak terkunci.” Artinya bahwa permasalahan tentang kenakalan remaja ini bukan hal yang tidak bisa diatasi. Kenakalan remaja bisa diatasi dengan kerja sama yang baik antara keluarga, masyarakat dan sekolah.
2.      Saran
Untuk memaksimalkan penuntasan masalah kenakalan remaja di SMK Negeri Kebumen, di sarankan agar sekolah meningkatkan integritas guru, sehingga dalam menjalankan peran sebagai pembentuk karakter siswa bisa maksimal. Selain itu, SMK Negeri 2 Kebumen juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang baik, yang kondusif, dan yang menyennangkan agar siswa-siswa merasa nyaman saat belajar sehingga bisa lebih konsentrasi pada belajar, tidak mudah memikirkan hal lain selain mata pelajaran yang sedang dipelajari.

Kemudian, selain dengan menguatkan sector internal sekolah. SMK Negeri 2 Kebumen juga sebaiknya memperkuat kerja sama dengan keluarga dan masyarakat, untuk turut memantau, memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa-siswa SMK Negeri 2 Kebumen sehingga permasalahan kenakalan remaja siswa SMK Negeri 2 Kebumen dapat teratasi dengan baik.

E.     DAFTAR PUSTAKA
Mugiarso, Heru, dkk. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa’I RC. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Haryanto. 2011. Kenakalan Remaja. Dikutip dari http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ diakses 06 April 2015.


F.     LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi


(Wawancara dengan salah seorang guru SMK Negeri 2 Kebumen)
Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Proses belajar mengajar di SMK Negeri 2 Kebumen)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

UJI KOMPETENSI SERVIS SEPEDA MOTOR INJEKSI

Memuat…